Pasca AS Depak Huawei dari Pangung Global, Xiaomi Duduki Tahta Raja
Siapa sangka, setelah didepaknya huawei dari pangung global, kini Xiaomi untuk pertama kalinya menjadi brand smartphone nomor 1 di Indonesia, dan juga di dunia per Juli 2021 mengalahkan Apple dan Samsung.
Hal ini menyusul Berita Gadget Terkini yang mengabarkan penjualan seri Galaxy S21 dari Samsung hanya sebanyak 13,5 juta setelah 6 bulan, dibandingkan dengan seri Galaxy S20 yang terjual 20 juta, seri Galaxy S10 yang terjual 37 juta, serta 100 juta unit iPhne yang dijual Apple dalam jangka waktu yang sama.
Ini mengakibatkan Samsung harus mengevaluasi divisi smartphone mereka untuk mengetahui apa yang salah dan meningkatkan kembali penjualan smartphone mereka ke tempat teratas.
Seri Galaxy S21 dari Samsung menggunakan teknologi terbaru dan bahkan memiliki harga yang lebih terjangkau dari seri sebelumnya, bahkan Samsung merupakan salah satu pencetus pasar smartphone lipat.
Xiaomi adalah salah satu jawaban dari pertanyaan mengapa Samsung mengalami kemunduran dari pasar smartphone adalah Xiaomi dan ini adalah lima alasannya:
1. Mengedepankan Pasar Digital
Perusahaan Xiaomi didirikan pada tahun 2010 dan mengalahkan Samsung di China pada tahun 2014, di India pada tahun 2018, dan kini di dunia pada tahun 2021. Sejak didirikan, Xiaomi hanya mengandalkan media online untuk produksi dan pemasaran mereka, baik dari mulut ke mulut, flash sale, serta penggemar setia Xiaomi Fan.
Berbeda dengan Samsung yang mengandalkan cara konvensional yaitu toko offline, billboard, iklan di televisi, yang lebih mahal. Ini menjadikan pemasaran Xiaomi lebih efisien dan tidak memakan biaya lebih dibandingkan Samsung.
2. Spesifikasi Tinggi dengan Harga yang Lebih Terjangkau
Xiaomi terkenal menawarkan smartphone dengan spesifikasi yang mumpuni dengan harga yang relatif terjangkau dibandingkan dengan smartphone dari Samsung dan konsisten dengan prinsip value for money mereka. Berbeda dengan contohnya OnePlus yang kini menjajal dunia smartphone premium, beralih dari ketika awal perusahaan ini didirikan.
Salah satu kekurangan ataupun cara mengakali ini adalah dengan menyisipkan iklan di perangkat lunak mereka yang terkadang meresahkan pengguna. Hal ini pun dapat diantisipasi dengan menonaktifkan iklan melalui pengaturan.
3. Sub-Brand
Xiaomi memiliki sub-brand untuk membedakan produk smartphone mereka dari kelas entry level, kelas menengah, kelas menengah ke atas, kelas flagship, bahkan premium. Ini membuat Xiaomi dapat berekspresi dari setiap segmen contohnya seri Mi untuk flagship, Poco untuk menengah ke atas, dan Redmi untuk menengah dan entry-level.
Ini juga mengakibatkan calon pembeli mendapatkan banyak pilihan sesuai kebutuhan mereka. Sedangkan Samsung sering meluncurkan smartphone kelas menengah ke atas yang memiliki spesifikasi mendekati smartphone kelas atas mereka yang membingungkan calon pembeli mengkanibalisasi penjualan mereka sendiri.
4. Kanal Online
Xiaomi mengedepankan kanal online untuk penjualan smartphone dan produk-produk mereka dan dalam masa pandemi ini sangat menguntungkan Xiaomi, di mana calon pembeli dapat dengan mudah membandingkan smartphone Xiaomi dengan smartphone Samsung dari segi spesifikasi tanpa harus pergi ke toko fisik mereka. Samsung pun telah menjajal kanal online untuk penjualan produk mereka, namun terlambat menyadarinya.
5. Ekosistem
Bukan hanya smartphone, Xiaomi juga menawarkan berbagai produk untuk ekosistem mereka dalam bentuk monitor gaming, router, powerbank, vacuum cleaner, bahkan skuter. Seluruh ekosistem dari Xiaomi ini pun dengan mudah dikontrol oleh smartphone Xiaomi yang terkenal memiliki sensor inframerah dan memudahkan kehidupan dari penggunanya.
Samsung dan Apple pun memiliki ekosistem mereka sendiri, namun mengingat harga dari ekosistem Xiaomi yang relatif lebih terjangkau dan juga lebih beragam, tidak heran melihat Xiaomi kini menduduki puncak penjualan mengalahkan Samsung dan Apple. (indri)