Dipicu Hujan Deras, Banjir di Melawi Kalbar Belum Surut Hingga Kini
JAKARTA – Hujan deras menjadi salah satu pemicu banjir di wilayah Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Peristiwa yang terjadi pada Senin lalu (4/10) terpantau belum surut pada hari ini, Selasa sore (5/10).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Melawi juga menginformasikan cuaca tampak mendung. Berdasarkan pantauan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kecamatan Menukung masih berpeluang hujan ringan pada malam hari, sekitar pukul 22.00 WIB, sedangkan Nanga Pinoh berawan.
Namun demikian, pada esok hari (6/10) dua kecamatan tersebut berpeluang hujan ringan. Kondisi banjir yang belum surut patut diwaspadai oleh pemerintah daerah dan warga setempat, khususnya di desa-desa terdampak.
Desa terdampak yang tersebar di dua kecamatan yaitu Desa Tanjung sari di Kecamatan Nanga Pinoh dan dua desa, Desa Sungai Sampuk dan Lihai, di Kecamatan Menukung.
Banjir yang terjadi pada Senin lalu, pukul 17.30 WIB, mengakibatkan 93 warga mengungsi ke tempat yang aman. Sedangkan pada fasilitas umum yang terendam, BPBD setempat mencatat fasilitas pendidikan 1 unit dan pondok pesantren Nawaitun 1 unit.
Curah hujan lebat juga mengakibatkan terjadinya tanah longsor. Sebanyak 7 KK terdampak peristiwa tersebut, sedangkan terdampak longsor terdiri rumah warga 4 unit dan gereja 1 unit.
Berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi untuk potensi bahaya gerakan tanah pada Oktober 2021 di wilayah Melawi, sejumlah kecamatan berada pada kategori menengah dan menengah – tinggi. Kecamatan dengan potensi menengah hingga tinggi teridentifikasi di Ella Hilir, Pinoh Selatan, Sayan, Sokan, Tanah Pinoh Barat, Belimbing Hulu dan Menukung. Sedangkan di Nanga Pinoh, Pinoh Utara dan Belimbing berada pada kategori menengah.
Sedangkan identifikasi potensi banjir pada inaRISK, sebanyak 11 kecamatan berpotensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Dua kecamatan yang saat ini terdampak banjir termasuk pada wilayah teridentifikasi tersebut.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Melawi Syafarudin menyampaikan bahwa pihaknya telah mengerahkan personel ke lokasi terdampak. Sebanyak 28 personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri dan Tagana melakukan upaya penanganan darurat di lokasi terdampak. Selain membawa peralatan dan logsitik, tim gabungan menyiagakan dua unit tenda keluarga.
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi basah, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga. Pada Senin lalu (4/10), BMKG merilis adanya bibit siklon tropis tumbuh di belahan bumi utara. Fenonema ini dapat berdampak pada kondisi atmosfer yang cukup basah dan tingkat konvektivitas yang tinggi.
BMKG merilis potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang pada periode 5 - 11 Oktober 2021 masih dapat terjadi di beberapa wilayah propinsi, antara lain di Kalimantan Barat. (*)