Sandiwara Tewasnya Osama, Dilema Kebohongan Amerika Serikat
SURABAYA - Menjelang sebelas tahun kematian Osama Bin Laden beberapa tahun silam, berhembus kabar bahwa Amerika Serikat (AS) telah melakukan pembohongan atau merekayasa tentang terbunuhnya pemimpin besar Al-Qaeda tersebut.
Dilansir dari Sputnik, seorang jurnalis dan saksi, Suhail Abbas, yang meliput operasi penangkapan dan pembunuhan Osama, pada Mei 2011 itu, menyatakan bahwa AS telah melakukan pencitraan seolah-olah sedang memburu Osama dalam Operasi Naptune Spear.
Sebab, AS di bawah kepemimpinan Obama tidak ingin malu di mata rakyat nya, dan bertujuan menyelamatkan muka mereka di mata dunia. Akhirnya AS memuat rekayasa seolah berhasil membunuh Osama.
Senada dengan itu, Saksi lainnya, Raja Harun mengatakan, ia yakin betul Bin Laden sebenarnya tidak ada di kediamannya di Abbottabad, Pakistan, saat operasi dilakukan.
Keyakinan Harun berdasarkan tempat tinggalnya hanya beberapa meter saja dari gedung tempat Bin Laden yang diduga bersembunyi.
(Baca Juga: Atasi Kesemrawutan Lalu lintas, Pedagang Pasar Rembang Diminta Patuhi Ketentuan)
"Hanya ada keluarganya yang tinggal di area itu selama bertahun-tahun," ujar Harun.
Osama Bin Laden orang paling dicari intelijen AS, dia disebut sebagai dalang teror penabarakan pesawat komersil ke Menara WTC, AS pada 11 September 2001 silam. Serangan terjadi saat Negeri Pama Sam dipimpin Presiden George Walker Bush.
Saat itu, pemerintah Bush menuding Osama berada dibalik serangan itu, yang hampir menewaskan 3.000 orang.
Setelah 10 tahun kemudian AS melaporkan telah mengetahui persembunyian Bin Laden di Pakistan.
Obama kemudian memerintahkan militer AS melakukan pembunuhan Bin Laden pada Mei 2011. Mayat Bin Laden pun disebut dibuang ke laut agar makamnya tak dijadikan sebagai sumber inspirasi teroris lainnya. (sorandaka)