Minta Batalkan Putusan Hakim Tunggal, Vera Wijaya Ngaku Ketemu Oknum PN
SURABAYA - Terkait unggahan video konfrensi pers tergugat Vera Wijaya di media sosial Youtube yang berisi klaim dirinya telah bertemu salah seorang hakim di parkiran untuk meminta advice untuk membatalkan putusan hakim tunggal.
Membuat Advokat Senior Albert Riyadi Suwono angkat bicara. Menurutnya ia telah mengajukan permohonan pengawasan terhadap Majelis Hakim Keberatan Pengadilan Negeri Surabaya ke Pengadilan Tinggi Surabaya, Selasa (26/10/2021).
Sebelumnya keduanya telah terlibat kasus pencemaran nama baik Vera Wijaya atas Albert Riyadi Suwono.
“Saya merasa khawatir atas independensi Majelis Hakim dalam memutus perkara keberatan pada putusan nomor: 55/Pdt.G.S/2021/PN.SBY,” kata Albert dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Albert, tugas hakim itu adalah memeriksa dan mengadili perkara, bukan tempat untuk diminta bantuan dan tanya advice oleh pihak berperkara di parkiran Pengadilan pula.
"Hal ini sangat melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim," tuturnya.
Albert menjelaskan dalam video yang beredar tersebut, Vera Wijaya secara gamblang mengatakan dirinya bertemu hakim di parkiran untuk meminta advice untuk membatalkan putusan hakim tunggal.
“Yang jadi pertanyaan, siapakah oknum hakim yang ditemu tergugat Vera Wijaya yang dimintai bantuan membatalkan putusan hakim tunggal perkara nomor 55/Pdt.G.S/2021/PN.SBY?” Tanya Albert.
Albert menegaskan, apabila Majelis Hakim Keberatan dalam perkaranya terdiri dari ED sebagai Ketua Majelis, S, dan CGA sebagai hakim anggota membatalkan putusan Hakim Tunggal, maka kekhawatirannya mengenai adanya pertemuan Vera Wijaya dengan oknum hakim untuk membatalkan putusan Hakim Tunggal, benar terbukti.
"Namun jika Majelis Hakim Keberatan menguatkan putusan Hakim Tunggal Perkara Nomor 55/Pdt.G.S/2021/PN.SBY, hal ini membuktikan kredibilitas dan integritas pengadilan sebagai lembaga agung terjaga," tegasnya.
Seperti diketahui, dalam amar putusan Nomor 55/Pdt.G.S/2021/PN.SBY disebutkan Tergugat Vera Wijaya terbukti secara sah melakukan perbuatan melawan hukum.
Salah satu amar putusannya menyatakan Tergugat melakukan perbuatan melawan hukum dengan mencemarkan nama baik Albert sebagai advokat senior dan menghina atau menista agama penggugat yang menjadi salah satu agama yang diakui secara sah di Negara Republik Indonesia.
"Saya berharap permohonan pengawasan yang saya ajukan ke Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya dapat menjaga independensi Majelis Hakim Keberatan dalam pengambilan keputusannya dengan menguatkan putusan Hakim Tunggal agar tercipta lembaga peradilan yang agung," pungkaanya. (art)