Dokter Reisa Dorong Kepatuhan Bermasker di Restoran dan Tempat Wisata
JAKARTA - Restoran dan tempat wisata sebagai lokasi dengan kepatuhan menggunakan masker paling rendah. Hal itu disampaikan Juru bicara pemerintah untuk penanganan dan vaksinasi Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan pers secara daring, Jumat (19/11/2021).
Selain itu, permukiman juga menjadi tempat di mana kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker masih rendah. Restoran atau kedai makan menempati urutan pertama lokasi dengan kepatuhan masker paling rendah yaitu 65,77 persen. Disusul tempat wisata 75,22 persen, permukiman 83,31 persen, tempat olahraga 87,55 persen, dan tempat ibadah 89,06 persen.
"Meskipun pantauan dari Satgas Penanganan Covid-19, 14 November 2021 memperlihatkan persentase masih tinggi dalam pemakaian masker. Namun di restoran, tempat wisata, dan permukiman ini tertangkap sebagai lokasi yang paling rendah kepatuhan memakai maskernya," kata Reisa
Dia mengatakan kegiatan rekreasi ke tempat wisata dan mobilitas di permukiman meningkat. Hal itu menurutnya harus dibarengi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
"Kita dapat artikan kegiatan silaturahmi keluarga atau antar sahabat yang datanya meningkat dalam konteks PPKM Level 1. Tentunya tidak ada yang mengetahui tentang fakta ini namun dalam konteks bahwa virus masih ada ada dan tetap terus bermutasi vaksinasi belum 100 persen. Dan kemungkinan besar turunnya kedisiplinan ini sangat berbahaya," ucapnya.
Menurutnya, hal ini menjadi tantangan Satgas Penanganan Covid-19 di beberapa tempat rekreasi di Pulau Jawa seperti ada Ancol, Jakarta dan Jatim Park di Batu, Jawa Timur yang masih memperlihatkan risiko-risiko sehingga diperlukan mitigasi untuk memastikan kegiatan di lokasi tersebut aman.
"Kehadiran Satgas Covid-19 diperlukan misalnya untuk memastikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi pada antrean masuk, pembelian tiket, restoran yang ada di lokasi ini tidak melanggar anjuran jaga jarak, dan tidak menyebabkan kerumunan," ujarnya.
Menurutnya sistem tiket secara online perlu dipromosikan untuk menghindari kerumunan dan penyebab covid 19.
"Oleh karena itu manajemen antrean untuk beli tiket tersebut harus dapat dilakukan dengan baik serta jalur masuk dan keluar wahana harus diperhatikan dengan tepat. Ingat adaptasi kebiasaan baru jangan ditinggalkan, jangan lengah terlena dengan situasi yang kini membaik," pungkas dr Reisa. (lin)