China Bangkit Tak Bisa Dipungkiri, Singkirkan Dominasi AS, Itu Pertanyaan
SURABAYA - Pandemi virus corona telah melemahkan kekuatan China di Indo Pasifik, ditambah ketidakpastian keamanan yang semakin dalam, membuat kekawatiran banyak pihak akan potensi dan risiko perang yang "signifikan", bisa saja terjadi.
Sementara itu, Sekutu AS di kawasan dan kekuatan penyeimbang utama seperti India, mereka tidak bergantung sepenuhnya pada kemauan Amerika untuk mempertahankan penyeimbang militer dan strategis dalam menanggapi kebangkitan China, secara politik situasi bisa berubah.
Pada saat yang sama, Beijing telah berusaha untuk menghalangi negara-negara Asia Tenggara untuk bergabung dengan koalisi AS, sambil meningkatkan pertukaran militernya dengan Rusia dan Pakistan serta Korea Utara dan menciptakan trio kekuatan bersenjata nuklir yang selaras dengan China di kawasan.
“Apakah keseimbangan kekuatan militer yang muncul berkontribusi pada pencegahan dan stabilitas strategis di Indo Pasifik adalah pertanyaan terbuka,” kata laporan yang dikeluarkan Lowy Institute, Minggu (5/12/2021).
"Kedalaman permusuhan, luasnya persaingan AS-China, dan adanya beberapa titik sumbu potensial lainnya, yang berarti risiko perang menjadi signifikan," Lowy Institute.
Dampak dari pandemi telah merusak kemakmuran kawasan secara keseluruhan, melemahkan kekuatan komprehensif China.
"Beijing mungkin kalah maju dari pesaingnya yakni AS kususnya dalam hal kekuatan komprehensif, kebangkitan cina memang tidak bisa dipungkiri, namun untuk menyaingi AS saat ini sangat tidak mungkin," Lowy Institute
Lembaga think tank tersebut mengatakan Australia, yang hubungannya dengan China telah memburuk secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, telah melewati kekuatan China yang tumbuh lebih baik daripada kebanyakan mitra AS, namun hal itu juga akan membuat Australia semakin bergantung pada Washington. (lin)