Mengenang Peristiwa Lengkong, Menhan Tabur Bunga di TMP Taruna Tangerang

Menhan Tabur Bunga di TMP Taruna Tangerang (Foto: @Kejari Tangerang)

banner 300x250

SURABAYA | ARTIK.ID - Hari ini, 76 tahun lalu, terjadi Peristiwa Lengkong. Bentrok senjata yang konyol antara taruna-taruna Akmil, kala Akmil baru berusia seumur jagung.

Mereka pahlawan remaja yang usianya baru 16-18 tahun. Dua diantara puluhan remaja yang gugur itu ada dua saudara kandung Begawan Ekonomi kita, alm. Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo. Kedua paman Prabowo Subianto ini -Soebianto dan Soejono- namanya terukir di prasasti Lengkong, Banten dan Akademi Militer Magelang. Perpustakaan dan rumah sakit di dalam ksatrian Akmil, melekat nama dua pahlawan remaja ini.

Hari ini, diperingati sebagai pengingat dan pemicu semangat bagi para taruna Akmil di era modern ini. Bahwa, semodern apapun pendidikan yang mereka jalani sebagai tentara di era proxy war, dasar hati mereka harus menjaga kedaulatan, menjaga NKRI.

Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto dalam hal ini mengunjungi Taman Makam Pahlawan Taruna yang berada di Kota Tangerang, Banten pada Rabu (26/1/2022). Dia menghadiri peringatan Hari Bakti Taruna ke-76.

Prabowo Subianto turut didampingi Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra. Tak hanya itu, turut hadir pula Danrem 052 Wijayakrama Brigjen TNI Rano Maxim Adolf Tilaar; Dandim 0506 Tangerang Kolonel Inf Puji Hartono; Kapolda Banten Irjen Pol Rudi Heriyanto Adi Nugroho; Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah beserta Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Komarudin.

Menhan tiba di lokasi pada pukul 09.12 WIB mengenakan kopiah hitam dan jas berwarna krem. Upacara peringatan dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan Prabowo bertindak sebagai inspektur upacara.

Selanjutnya sebagai komandan upacara yakni Kolonel Kav Agus Waluyo (DanBrig Kav 1/LA) dan perwira upacara yakni Kolonel Inf Zulkarnain Dwi.

Diketahui, upacara ini juga turut dihadiri oleh keluarga dari para pejuang. Pasukan upacara kurang lebih sebanyak 186 personel.

Sumber foto Kantor Penghubung tentara jalan Cilacap Jakarta.Sumber foto Kantor Penghubung tentara jalan Cilacap Jakarta.

Sebagai catatan, pada tanggal 25 Januari 1946 terjadi Peristiwa Lengkong, yakni sebuah penembakan membabi buta dari tentara Jepang di Desa Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Kronologis Kejadian. Peristiwa berdarah ini bermula dari usaha Resimen IV TRI di Tangerang untuk melucuti tentara Jepang yang sudah kalah perang dan melakukan konsinyir diri didesa itu , Resimen TRI ini juga mengelola Akademi Militer di daerah Tangerang (sering disapa sebagai MA Tanggerang).

Pada Tanggal 25 Januari 1946, Direktur MA Mayor Daan Mogot memimpin puluhan taruna akademi untuk mendatangi markas Jepang di Desa Lengkong untuk melucuti senjata pasukan jepang. Daan Mogot didampingi sejumlah perwira, antara lain Mayor Wibowo, Letnan Soetopo, dan Letnan Soebianto Djojohadikusumo.

Dengan mengendarai tiga truk dan satu jip militer, mereka berangkat ke Lengkong. Di depan pintu gerbang markas, tentara Jepang menghentikan mereka. Hanya tiga orang, yakni Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo, dan seorang taruna Akademi Militer Tangerang, yang diizinkan masuk untuk mengadakan pembicaraan dengan pimpinan Dai-Nippon.

Sedangkan Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo ditunjuk untuk memimpin para taruna yang menungggu di luar.

Semula proses perlucutan berlangsung lancar. Tiba-tiba terdengar rentetan letusan senapan dan mitraliur dari arah yang tersembunyi.

Senja yang tadinya damai jadi berdarah. Sebagian tentara Jepang merebut kembali senjata mereka yang semula diserahkan. Lantas berlangsung pertempuran yang tak seimbang.

Karena kalah kuat, korban berjatuhan di pihak Indonesia. Sebanyak 33 taruna dan 3 perwira gugur dalam peristiwa itu. Sedangkan 1 taruna lainnya meninggal setelah sempat dirawat dirumah sakit. Perwira yang gugur adalah Daan Mogot, Letnan Soebianto, dan Letnan Soetopo. Peristiwa berdarah itu kemudian dikenal dengan nama Peristiwa Lengkong.

Untuk mengenang Peristiwa Lengkong tersebut ada dua tempat bersejarah yang pertama adalah Taman Makam Pahlawan (TMP) taruna yang bertempat di Jl. Daan Mogot (JL. Raya Jakarta-Serang) KM 24,5 dan yang kedua adalah monumen Lengkong yang berada di wilayah Serpong.

Monumen yang dibangun berdampingan dengan Taman Daan Mogot itu berdiri tahun 1993 di atas lahan seluas 500 meter persegi. Pada dinding prasasti monumen terukir nama-nama taruna dan perwira yang gugur pada peristiwa pertempuran Lengkong.

Sedangkan di dalam museumnya, terpampang foto-foto perjuangan para taruna militer di Indonesia berserta akademinya.

Monumen Lengkong kini dijadikan sebagai tempat peringatan peristiwa pertempuran Lengkong yang diperingati setiap tanggal 25 Januari.

Bahkan, keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu menetapkan peristiwa tersebut sebagai Hari Bakti Taruna Akademi Militer. Hal itu dituangkan lewat Surat Telegram KSAD Nomor ST/12/2005 bertanggal 7 Januari 2005.

Besar jasa para Truna juga tercatat terkait peristiwa Bandung Lautan Api. Saat itu atas penugasan Perdana Menteri Sutan Sjahrir, telah diberangkatkan pasukan Taruna dari MA Tanggerang guna menuju kota Bandung untuk mengantar bahan kebutuhan bagi ex interniran sekutu.

Mereka dalam penugasan ini untuk pengawalan, tugas perikemanusiaan bekerja sama dengan pihak sekutu seperti yang dikenal dalam panitia POPDA (Panitia Oeroesan Pemulangan Djepang dan APWI).

Dalam foto terlihat rombongan taruna yang akan berangkat dari stasiun kota. Tampak dipojok kanan Daan Mogot. Foto kedua, para perwira TRI sedang berembuk sebelum berangkat. Diantaranya terlihat, Daan Mogot. Kemal Idris, Taswin dan Soebianto. Sumber foto Kantor Penghubung tentara jalan Cilacap Jakarta.

(diy)

banner 300x250

Berita Terkait

banner 300x250
banner 300x250
banner 300x250