Sama-sama Kuat, Nato dan Rusia Makin Dekat ke Konfrontasi Militer
JAKARTA | ARTIK.ID - Menanggapi pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina, Inggris dan NATO sedang mempertimbangkan untuk melakukan pengerahan pasukan besar-besaran sebagai bagian dari rencana untuk memperkuat perbatasan Eropa, hal itu dismpaikan Juru Bicara Pemerintah Ingris, Sabtu (29/01/2022)
Inggris telah mengatakan bahwa setiap serangan Rusia ke Ukraina akan mendapat sanksi cepat dan akan menghancurkan kedua belah pihak.
Perdana Menteri Boris Johnson akan mengunjungi wilayah itu minggu depan, dan juga akan berbicara dengan Vladimir Putin melalui telepon.
"Kita sedang mempertimbangkan tawaran terbesar yang mungkin diberikan kepada anggota pakta pertahanan NATO di Nordik dan Baltik, yang akan menggandakan jumlah pasukan dan mengirim senjata pertahanan ke Estonia," kata Johnson
Paket bantuan pertahanan tersebut akan mengirim pesan yang jelas ke Kremlin.
"Kami tidak akan mentolerir aktivitas destabilisasi mereka, dan kami akan selalu mendukung sekutu NATO kami dalam menghadapi permusuhan Rusia. Saya telah memerintahkan Angkatan Bersenjata untuk bersiap ditempatkan di seluruh Eropa minggu depan," imbuh Johnson.
Para pejabat akan menyelesaikan rincian tawaran itu di Brussel minggu depan, dengan para menteri yang akan membahas opsi militer pada hari Senin (31/01/2022), besok.
Menteri luar negeri dan pertahanan Inggris juga akan pergi ke Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan rekan-rekan Rusia dalam beberapa hari mendatang, dengan tujuan meningkatkan hubungan dan mengurangi ketegangan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu (26/01/2022), lalu, menuduh Negara-negara Barat telah berupaya mendorong Ukraina untuk melakukan provokasi langsung terhadap Rusia.
Barat ingin Kiev melancarkan sebuah operasi militer di wilayah pemberontak Donbass atau sepenuhnya mengabaikan perjanjian Minsk 2015 tentang krisis Ukraina, kata Lavrov dalam pidatonya di Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia.
"Amerika Serikat dan sekutu Eropanya, yang telah sepenuhnya melupakan budaya diplomasi, telah melipatgandakan upaya mereka untuk mengekang negara kita," kata Lavrov.
Negara-negara Barat meningkatkan manuver militer di dekat perbatasan Rusia dan menarik Ukraina ke lingkup Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO), dan memasok mereka dengan berbagai senjata mematikan.
Dia mengatakan kepada para anggota parlemen bahwa Rusia akan terus menahan upaya Barat untuk melibatkan Rusia dalam konflik intra-Ukraina dan melemparkan kesalahan ke Moskow atas kurangnya kemajuan dalam penyelesaian krisis tersebut.
Ketika ditanya tentang kemungkinan tambahan sanksi dari Barat, Lavrov mengatakan, Rusia siap menghadapi setiap perkembangan peristiwa apapun.
(diy)