Pasca Gempa M5,8 di Sulawesi, 21 Rumah Warga Rusak Parah
JAKARTA – Pascagempa M5,8, sebagian warga memilih untuk tetap bertahan di dataran tinggi untuk menghindari dampak gempa susulan. Sebanyak 500 warga Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah, terpantau mengungsi sementara waktu. Fenomena tersebut terjadi pada Kamis pagi (26/8), pukul 09.14 WIB, kemarin, dan menyebabkan kerusakan pada 21 rumah warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tojo Una-Una menginformasikan mereka yang masih mengungsi karena kekhawatiran terhadap gempa susulan pada siang tadi. Tim BPBD telah mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap tenang dan memantau informasi dari sumber resmi. Di samping itu, BPBD setempat juga telah memantau kondisi warga yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Berdasarkan kaji cepat, data sementara BPBD per hari ini, Kamis (26/8), pukul 14.20 WIB mencatat wilayah terdampak tersebar di tujuh desa atau kelurahan di tiga kecamatan, yaitu Desa Pusungi di Kecamatan Ampana Tete, Kelurahan Uentanaga Atas, Muara Toba dan Dondo Barat di Kecamatan Ratolindo dan Kelurahan Bailo, Ampana dan Labiabae di Kecamatan Ampana Kota.
Sedangkan dampak kerusakan, BPBD mencatat total rumah rusak sebanyak 21 unit, dengan rincian rumah rusak berat 2 unit, rusak sedang 1 unit dan rusak ringan 18 unit. Kerusakan juga juga terjadi pada fasilitas umum berupa rumah sakit rusak ringan 1 unit dan masjid rusak ringan 1.
Sebelumnya diinformasikan 1 warga meninggal dunia akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Gempa bumi dengan magnitudo (M)5,8 terjadi pada kedalaman 10 km dan berpusat 44 km barat laut Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.
Dilihat dari analisis kondisi geologi, wilayah Tojo Una-Una merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal, lembah dan dataran pantai. Sedangkan daerah Kecamatan Ampana, wilayah ini berupa dataran pantai yang tersusun oleh endapan kuarter. Menurut analisis dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), susunan geologi daratan Tojo Una-Una mengalami proses pelapukan secara alami yang bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak. Kondisi ini akan memperburuk apabila terjadi guncangan gempa.
Potensi lain yang dapat terjadi yaitu adanya Gerakan tanah atau longsoran akibat guncangan kuat di daerah tersebut, atau dipicu oleh curah hujan tinggi. Menurut PVMBG, melihat lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, kejadian gempa pagi tadi berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa. (*/boy)